Komisi X Temukan Sejumlah Masalah di Perpustakaan Aceh

Anggota Komisi X DPR RI Andi Muawiyah berfoto bersama usai meninjau perpustakaan Aceh. Foto: Ayu/rni
Komisi X DPR RI menemukan sejumlah permasalahan atau kekurangan dari Perpustakaan Aceh. Hal tersebut terungkap saat Komisi X DPR RI meninjau langsung Perpustakaan Daerah tersebut.
"Kami mengapresiasi kondisi perpustakaan Aceh ini, yang terbilang cukup bagus. Meski demikian ada beberapa kekurangan yang kami temukan dari Perpustakaan ini. Pertama terkait perpustakaan digital, yang pada awalnya kami kira tidak ada. Tapi setelah dijelaskan oleh Kepala Perpustakaan Aceh, ternyata ada," ujar Anggota Komisi X DPR RI Andi Muawiyah saat meninjau perpustakaan Aceh, Jumat (16/12/2022).
Diungkapkannya, beberapa pengunjung yang ditemui belum tahu ada perpustakaan digital. Oleh karenanya, perlu sosialisasi terkait perpustakaan digital di Aceh ini. Tidak hanya itu, Komisi X DPR RI juga berharap koleksi buku di perpustakaan ini diperbanyak, terutama terkait bidang-bidang khusus. DPR berharap agar Perpustakaan nasional ikut membantu ketersediaan jumlah dan koleksi buku yang ada di perpustakaan Aceh.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI lainnya, seperti Mustafa Kamal memberi masukan terkait wajah atau penampilan luar gedung perpustakaan Aceh yang kurang menarik. Bahkan nyaris tidak terlihat seperti perpustakaan modern. Padahal kondisi atau penampilan di dalam gedung tersebut sangat baik. Disertai dengan fasilitas yang cukup lengkap.
"Kesan pertama kami masuk gedung ini, kami kurang yakin dengan perpustakaan ini. Tapi setelah masuk lebih dalam ternyata sangat bagus dengan fasilitas yang cukup lengkap juga. Padahal dengan tampilan dari luar atau depan gedung yang cukup baik, tentu akan menarik minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan terutama generasi muda," tambah Mustafa.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Edi Yandra menjelaskan bahwa saat ini Perpustakaan Aceh masih dalam proses pembangunan. Dimana anggarannya berasal dari dana Otsus atau otonomi khusus. Oleh karenanya pihaknya berterima kasih atas masukan yang positif dari DPR RI khususnya Komisi X.
Sebagaimana perpustakaan nasional, perpustakaan Aceh juga tengah menjalankan program transformasi pelayanan berbasis inklusi sosial. Dalam program ini lebih mengarahkan terpenuhinya kebutuhan informasi masyarakat, serta menunjang fungsi perpustakaan sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dan kesejahteraan masyarakat. (ayu/aha)